BESINFO.ID, Cianjur – Krisis integritas diduga tengah melanda lingkungan Koordinator Wilayah (Kordik) Pendidikan Kecamatan Cilaku. Sejumlah sumber internal pendidikan di wilayah tersebut mengungkap adanya praktik-praktik tidak sehat dalam sistem rotasi kepala sekolah, pungutan liar, serta dugaan penunjukan rekanan pengadaan yang sarat kepentingan.
Menurut informasi yang dihimpun, rotasi dan mutasi kepala sekolah di Kecamatan Cilaku diduga dilakukan atas dasar like and dislike, bukan profesionalitas dan kinerja. Lebih ironis lagi, muncul dugaan adanya komitmen setoran kepada Kordik bagi kepala sekolah yang ingin tetap menjabat atau mendapatkan posisi tertentu.
Tidak hanya itu, pemetaan kepala sekolah (KS) juga diduga dimonopoli oleh seorang operator kecamatan (OPK) yang sejatinya merupakan guru aktif di SDN Sukahegar. OPK tersebut disinyalir menjadi “perpanjangan tangan” Kordik dalam menentukan siapa yang akan dirotasi atau direkomendasikan, padahal secara aturan, tugasnya bukan pada ranah pengambilan keputusan struktural.
Sumber juga x bahwa praktik pungutan liar (pungli) kerap terjadi 🤐 berbagai kegiatan resmi pendidikan. Salah satu contoh terbaru, para PPPK baru diwajibkan membayar iuran sebesar Rp250.000 dengan alasan administrasi kegiatan. “Kalau tidak ikut bayar, bisa dianggap tidak loyal,” ujar salah satu guru PPPK yang enggan disebut namanya karena khawatir akan mendapat tekanan.
Tak hanya pungli, dugaan lain yang tak kalah mencolok adalah penunjukan CV tertentu untuk pengadaan barang di sekolah-sekolah. Para kepala sekolah mengaku mendapat tekanan untuk membeli perlengkapan dari CV yang sudah ditentukan oleh Kordik. “Kalau tidak, nanti dianggap tidak kooperatif,” tutur salah seorang kepala sekolah yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Selain itu, penunjukan sekolah penerima bantuan alat dari dinas juga disebut-sebut bisa berubah sepihak oleh Kordik, meski dalam ekspedisi resmi tercatat untuk sekolah lain. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan adanya intervensi dan permainan dalam distribusi bantuan pendidikan di wilayah Cilaku.
Ketika Besinfo.id mencoba melakukan konfirmasi, Kordik Cilaku hingga berita ini diturunkan belum memberikan tanggapan.
Beberapa kali dihubungi melalui panggilan telepon dan pesan WhatsApp, Kordik Cilaku memilih bungkam dan tidak mengangkat panggilan.
Publik berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur dan Inspektorat segera turun tangan untuk menindaklanjuti berbagai dugaan penyimpangan ini. Dunia pendidikan semestinya menjadi tempat menanamkan nilai kejujuran, bukan lahan permainan kekuasaan, pungli, dan setoran jabatan. (bes)




















